Write Like Fahd

Bukan.

Ini bukan tentang aku (baca: Mei) yang menginspirasi, tapi Mei dalam arti bulan kelima dalam kalender masehi. Seriusan gaes, masa yang begini harus dikasih tahu? Pfft. #candašŸ˜…

Okay. Let’s get to the point, then. I would like to summarize insights that I found useful and very powerful from this online class. Here it goes~

Once upon a time..

Jangan pikirkan gajah!

Dan kalianpun memikirkan gajah. Huft.

Well, it’s okay since everyone was born a rebel. Eh. Bukan..

Ini namanya reverse psychology. Ketika kita menuliskan sebuah kalimat negatif, maka pembaca akan melakukan sebaliknya.

Maka, tips #1 dari Write Like Fahd adalah dengan membuat tulisan yang netral, tulisan yang tidak mendikte pembaca namun bisa menggiring pembaca ke sebuah kerangka pemikiran tertentu.

For sale:

Baby shoes. Never worn.

-E. Hemingway

Betapapun sulit diterima, namun percayalah dua baris kalimat di atas adalah sebuah cerpen karya Ernest Hemingway, seorang sastrawan jenius asal Amerika yang pernah memenangkan penghargaan Nobel.

Melalui cerpen ini, Hemingway menyerahkan sepenuhnya tafsir dari cerpen tersebut kepada pembaca, dan setiap pembaca pasti akan memiliki penafsiran yang berbeda-beda.

Bisa jadi, seseorang awalnya membeli sepasang sepatu bayi untuk anak dari kakaknya yang akan segera lahir. Namun ternyata, belum sempat sepatu itu dipakai, si bayi sudah terlebih dahulu dipanggil Yang Maha Kuasa. Dengan berat hati, ia lalu menjual kembali sepasang sepatu bayi yang belum pernah dipakai tersebut. Or something~

Kalian juga bisa mengembangkan sendiri cerpen tersebut sesuai dengan imajinasi kalian. Namun yang pasti, Hemingway sudah menyelesaikan tugasnya untuk menyediakan ‘kerangka berpikir’ yang menjadi acuan para pembacanya.

Next.

Tips #2 adalah menyertakan Aha! moment.

Aha! moment adalah ketika pembaca mencapai sebuah titik dalam tulisan kita yang membuatnya merasa relate dengan kehidupannya. Bisa juga berupa sebuah renungan atau apapun yang membuat pembaca mendapat sebuah insight baru dari tulisan tersebut.

Bagaimana cara membuatnya?

Bisa dimulai dengan membuat sebuah simulasi acak: siapkan beberapa potongan kertas yang berisi sebuah kata, masukkan dalam dua buah gelas, lalu ambil secara acak masing-masing satu kertas dari tiap gelas. Buatlah sebuah kalimat atau cerita yang memuat kedua kata tersebut.

Kemudian, untuk mengembangkan cerita bisa dengan menggunakan metode lateral thinking.

Pernah dengar de Bono’s 6 Thinking Hats? Sebuah thinking tool yang biasa digunakan sebuah perusahaan ketika mengeksplor ide untuk membuat sebuah produk baru atau mengambil keputusan tertentu, berdasarkan 6 perspektif yang diibaratkan dengan menggunakan 6 topi.

  • Ā 

Topi Putih, bertugas mengumpulkan data dan fakta berupa apa, siapa, di mana, kapan, dan lainnya. Topi Merah bertugas untuk memberi masukan berdasarkan perspektif emosi yang akan timbul dan bagaimana menyikapinya. Topi Kuning akan terus memberikan masukan positif, sedangkan Topi Hitam akan selalu mengungkapkan sisi negatif atas keputusan apapun. Topi Hijau menggambarkan sisi yang selalu mengeluarkan ide kreatif. Terakhir, Topi Biru akan bertindak sebagai wasit, yaitu peran yang akan memimpin dan mengembalikan setiap ‘topi’ kepada perannya masing-masing.

Selain keenam topi tersebut, Bang Fahd menambahkan satu topi lagi, yaitu Topi Emas. Topi Emas bertugas untuk membuat argumen-argumen yang bisa dipertanggungjawabkan dan memiliki nilai etik tersendiri. Misal, membuat sebuah tulisan yang kemudian dihubungkan dengan ayat Al Qur’an dan tafsirnya, atau tulisan yang mengandung pasal hukum tertentu, dan sebagainya.

Ketujuh topi ini sangat penting digunakan ketika akan mengembangkan sebuah tulisan, sehingga karya yang dihasilkan tidak hanya deskriptif dan monoton, tapi juga bisa menguras perasaan dan menambah wawasan pembaca.

 

Write Like Fahd
photo source: pexels.com

 

Menulis adalah sebuah proses menuangkan isi pikiran.

Maka, jika ada yang bertanya apa tips jitu supaya bisa terus menulis? Jawabannya adalah dengan terus membaca, mengisi teko pikiran dan perasaan dengan berbagai hal sehingga bisa menuangkan isinya berupa tulisan yang berkualitas.

 

Fyuh. That’s all for today. Quiet a long review, isn’t it?

To those of you who made it ’till this very sentence, congratulation! Hope you can gain some useful insights, and I hope you will be able to finish those writings you’ve been longing to finish. Cheers!

Leave a comment